“Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?”
Paulus berseru, “Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Kalimat ini menunjukkan pergumulan batin yang sangat nyata. Kita semua memiliki kelemahan yang terus menarik kita pada dosa. Tubuh kita sering menjadi sarana keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Pikiran kita ingin taat, tetapi tubuh kita sering melawan. Inilah realita hidup manusia berdosa. Namun seruan Paulus bukanlah tanda putus asa. Itu adalah tanda kesadaran akan ketidakberdayaan diri. Kesadaran ini adalah pintu menuju pertolongan Allah. Hidup supranatural bukan berarti tanpa kelemahan. Hidup supranatural berarti ada kuasa Allah yang bekerja di dalam kelemahan kita. Tubuh maut menggambarkan kondisi manusia lama. Tapi Roh Kudus bekerja untuk memperbaharui kita. Kita tidak lagi hidup dalam keterikatan dosa. Kita hidup dalam kebebasan Kristus. Paulus tahu hanya Kristus yang sanggup melepaskan. Demikian juga kita tidak bisa melepaskan diri sendiri. Semua usaha manusia akan gagal tanpa Kristus. Karena itu hidup supranatural hanya mungkin melalui iman. Iman menghubungkan kita dengan kuasa kebangkitan Kristus. Kuasa kebangkitan itulah yang menghancurkan tubuh maut. Hidup supranatural adalah hidup yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus. Bukan kekuatan kita yang menang, tetapi anugerah-Nya. Bukan usaha kita yang melepaskan, tetapi kuasa-Nya. Paulus memberi teladan untuk berseru kepada Allah. Kita juga harus berseru kepada Allah setiap hari. Hidup supranatural adalah hidup dalam pertolongan-Nya. Tanpa Kristus, tubuh maut menguasai kita. Dengan Kristus, kita dibebaskan. Inilah harapan sejati kita.
Doa Hari Ini
“Tuhan Yesus, kami mengakui bahwa kami tidak mampu melepaskan diri dari tubuh maut kami. Kami mohon kuasa-Mu bekerja dalam kelemahan kami. Pimpinlah kami hidup secara supranatural di dalam Engkau. Terima kasih Tuhan. Amin!”