“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Hidup ini seperti paradoks. Segala sesuatu yang kita genggam erat-erat akan lepas dengan segera. Namun, segala sesuatu yang kita lepaskan dan ikhlaskan akan kita dapatkan kembali. Sama halnya dengan hidup bagi Allah. Saat kita takut untuk hidup bagi Allah, maka kita tidak akan dapat menikmati kuasaNya yang membuat kita hidup tidak dapat menikmati kuasa Allah. Namun, apabila kita menyerahkan hidup kita semuanya bagi Allah, maka kita akan mendapatkan kehidupan itu. Mengapa demikian? Hal ini berbicara tentang kita yang tidak hidup bagi diri kita sendiri, melainkan kita hidup bagi Allah. Semakin kita hidup bagi Allah, semakin kita dapat menikmati arti kehidupan itu sendiri. Semakin kita hidup bagi diri kita sendiri, semakin kita akan kehilangan arti kehidupan. Oleh karena itu, sebagai orang percaya marilah kita berikan segalanya bagi Dia. Janganlah takut, Dia adalah pemilik segalanya. Justru saat kita memberikan seluruh aspek kehidupan bagi Allah, maka Allah akan memberikan kepada kita kehidupan yang sangat amat berarti yang tidak dapat kita raih dengan usaha diri sendiri di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, hiduplah bagi Allah maka kita akan menikmati arti kehidupan yang sejati.
Doa Hari Ini :
“Bapa, aku ingin memberikan segala aspek kehidupanku bagiMu dan bagi kemuliaanMu. Terima kasih Bapa, Amin!”
