“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Kasih bukan dimulai dari usaha kita, melainkan dari anugerah Allah yang mendahului. Allah menunjukkan kasih-Nya melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Dari kasih itu, kita menerima hidup baru. Hidup baru berarti hidup dalam kasih yang nyata. Kasih itu bukan teori, tetapi sikap dan tindakan. Dalam keseharian, kasih itu tampak dalam kesabaran kita. Kasih tampak ketika kita mau mengampuni. Kasih tampak ketika kita menolong yang lemah. Kasih tampak ketika kita berkata lembut. Kasih tampak ketika kita rela mendengar orang lain. Kasih tampak ketika kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kasih tampak ketika kita jujur meski sulit. Kasih tampak ketika kita peduli pada sesama. Kasih tampak ketika kita berbagi meski sedikit. Kasih tampak ketika kita menghibur yang berduka. Kasih tampak ketika kita rendah hati. Kasih tampak ketika kita berdoa bagi yang menyakiti kita. Semua itu lahir karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Kasih itu bukan sekadar kewajiban, tetapi jawaban kita atas kasih Allah. Kita tidak akan mampu mengasihi tanpa terlebih dahulu menerima kasih Kristus. Maka setiap hari kita harus mengingat kasih Allah yang mendahului. Dari kasih itu, kita belajar setia. Dari kasih itu, kita belajar sabar. Dari kasih itu, kita belajar mengasihi tanpa syarat. Hidup kita sehari-hari menjadi cermin kasih Allah.
Doa Hari Ini:
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau lebih dahulu mengasihi kami. Tolonglah kami supaya dapat menerapkan kasih-Mu dalam setiap perkataan, pikiran, dan perbuatan kami. Jadikan hidup kami saluran kasih-Mu bagi sesama. Terima kasih Tuhan, Amin!”