“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.”
Musa merupakan seorang pangeran dari Mesir yang telah mengenya pendidikan terbaik di Mesir dan menikmati kehidupan sebagai pangeran Mesir. Namun, Ibrani menegaskan bahwa Musa lebih senang hidupp menderita dengan umat Allah daripada menikmati kesenangan dari dosa. Perlu digarisbawahi bahwa Musa meninggalkan kehidupan bergelimang harta dengan segala fasilitasnya. Musa menyadari bahwa itu semua adalah kesenangan yang muncul dari dosa. Musa memilih hidup bersama dengan umat Allah karena Musa menyadari bahwa saat Musa hidup dengan umat Allah, Musa dapat menikmati Allah dan hidup Musa terhindar dari dosa.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut? Kita perlu menyadari bahwa kita saat ini sedang tinggal di dalam dunia yang sudah jatuh dan rusak oleh dosa. Dunia menawarkan kesenangan sementara yang mungkin terlihat menawan dan menarik. Namun, kita semua memahami bahwa kesenangan yang dunia tawarkan justru akan membawa kita jauh dari Allah. Kita membutuhkan kuasa Roh Kudus untuk kita memiliki hikmat di dalam dunia ini. Saat kita diberi hikmat oleh Roh Kudus, maka kita akan dengan sadar memilih untuk tidak merusak diri kita dengan kesenangan dunia ini dan kita memilih untuk tidak dikuasai oleh dunia ini. Oleh karena itu, milikilah keyakinan yang benar bahwa hidup kita sudah dikuduskan oleh penebusan Kristus dan kita hidup oleh hikmat Roh Kudus yang membuat kita tidak rusak bersama dengan dunia ini.
Doa Hari Ini :
“Bapa, aku percaya anugerahMu sempurna bagiku. Aku percaya Bapa, Roh Kudus menuntunku di dalam kehidupan ini agar aku tidak ikut rusak bersama dengan dunia ini. Terima kasih Bapa, Amin!”