“Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.”
Kitab Ibrani ditujukan untuk orang Kristen berlatar belakang Yahudi. Penulis Ibrani ingin menunjukkan bahwa meskipun mereka sudah berada di zaman anugerah, namun esensi perpuluhan tetap berlaku karena perpuluhan sudah ada sebelum hukum Taurat diberikan. Abraham memberikan perpuluhan kepada Melkisedek yang adalah gambaran tentang Yesus Kristus sebagai imam besar. Penulis Ibrani menegaskan kepada orang Kristen berlatar belakang Yahudi untuk memahami bahwa Yesus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek dan karena nenek moyang mereka yaitu Abraham memberikan perpuluhan kepada Melkisedek, maka perpuluhan sebagai wujud ketaatan tetap berlaku.
Kita memberikan perpuluhan bukan agar diberkati. Kita telah diberkati dengan melimpah limpah karena juruselamat kita ajaib. Memberi perpuluhan adalah wujud ketaatan kita kepada Yesus Kristus. Perpuluhan tidak ada hubungannya dengan Hukum Taurat. Dengan melakukan perpuluhan, kita melatih diri kita untuk taat kepada Yesus Kristus yang adalah imam besar kita dan kita mengajak sang Imam Besar untuk terlibat di dalam area finansial kita. Oleh karena itu, marilah kita sebagai orang percaya melakukan perpuluhan dengan sukacita dan kita akan melihat Imam Besar kita bertindak atas nama kita di area finansial kita.
Doa Hari Ini :
“Bapa, aku bersyukur atas anugerahMu kepadaku. Aku percaya Bapa, Engkau telah memberkatiku. Di dalam berkat yang Engkau beri, ada benih untuk ditabur, roti untuk dimakan dan perpuluhan sebagai wujud ketaatanku kepadaMu. Terima kasih Bapa, Amin!”