“Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ”Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: ”Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: ”Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”
Perjalanan Saulus menuju Damsyik bisa jadi sebuah perjalanan terakhirnya sebagai seorang Saulus sang penganiaya pengikut Kristus. Saulus menjadi pengainaya pengikut Kristus dengan amarah yang luar biasa. Saulus memiliki kepintaran di atas rata rata, bahkan Saulus mengerti benar tentang Hukum Taurat dan Hukum Agama Yahudi. Semuanya Saulus kuasai dengan kecerdasannya. Namun Allah memanggil Saulus dalam perjalanannya menuju Damsyik dimana disitulah titik balik Saulus menjadi rasul Kristus yang luar biasa.
Apa yang menjadi kelemahan Saulus dipakai Allah menjadi kekuatan untuk mengabarkan Injil. Demikian juga kehidupan kita. Apa yang menjadi kelemahan kita, Allah pakai untuk kemuliaan namaNya. Allah selalu menjumpai kita dengan FirmanNya. Saat Firman diberitakan, maka kita perlu membuka hati dan pikiran kita seluas luasnya agar Firman Tuhan bekerja dan mengubahkan kehidupan kita. Kasih Allah menuntun kita kepada pertobatan yang sejati dan kasih Allah adalah kekuatan untuk kita hidup mengabdi bagi kemuliaan namaNya. Oleh karena itu, nikmatilah kasih Allah yang besar dan lihatlah hidup kita akan berubah oleh karena kasihNya.
Doa Hari Ini :
***“Bapa, kasihMu luar biasa besar bagiku. Aku bersyukur bahwa hidupku berubah karena kasihMu. Terimakasih Bapa, Amin!”
