“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
Inilah kasih itu, bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita. Kasih sejati selalu dimulai dari Allah, bukan dari usaha kita. Kita sering gagal mengasihi dengan tulus, tetapi Allah tidak pernah gagal. Dia mengambil inisiatif lebih dulu untuk mengasihi kita. Kasih Allah nyata dalam pengorbanan Kristus di kayu salib. Yesus menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa kita. Kasih itu bukan sekadar kata, tetapi tindakan nyata. Allah tidak menunggu kita menjadi baik baru Dia mengasihi kita. Justru saat kita berdosa, kasih itu turun menyapa kita. Kasih Allah lebih besar dari kelemahan kita. Kasih itu tidak tergantung pada keadaan kita. Kasih itu tidak bisa dihentikan oleh kegagalan kita. Kasih Allah memulihkan hati yang hancur. Kasih itu memberi kita harapan baru. Kasih itu membuat kita berani melangkah. Kasih itu mengajar kita untuk mengampuni. Kasih itu menolong kita tetap setia. Kasih Allah membuat kita kuat menghadapi pencobaan. Kasih itu tidak pernah habis. Kasih itu meneguhkan kita untuk mengasihi orang lain. Kasih itu mengubah kita dari dalam. Kasih Allah membuat kita rindu hidup bagi-Nya. Kasih itu mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri. Kasih itu adalah bukti bahwa Allah sungguh hadir. Maka biarlah kita dikuasai kasih Kristus yang telah lebih dulu mengasihi kita.
Doa Hari Ini :
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau lebih dulu mengasihi kami dengan kasih yang sempurna. Tolong kami untuk hidup dalam kuasa kasih-Mu setiap hari. Ajarlah kami membagikan kasih itu kepada sesama dengan hati yang tulus. Terima kasih Tuhan, Amin!”
