“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,”
Segala sesuatu yang dulu kita banggakan dalam hidup ini sebenarnya tidak bisa menyelamatkan kita. Paulus dulunya sangat bangga dengan latar belakang agamanya, pencapaian moralnya, dan posisinya dalam masyarakat. Tapi setelah mengenal Yesus, semuanya itu ia anggap sampah. Mengapa? Karena pengenalan akan Kristus jauh lebih berharga dari semua itu. Injil mengubah cara kita memandang nilai hidup ini. Kita tidak lagi mengejar hal-hal duniawi untuk membuktikan diri. Sebaliknya, kita sekarang hidup untuk mengenal Yesus lebih dalam. Injil mengajarkan bahwa hanya Kristus yang cukup. Semua identitas lama kita — baik, pintar, saleh, atau sukses — tidak dapat menyelamatkan jiwa kita. Hanya hubungan dengan Kristus yang membawa keselamatan sejati. Ini bukan sekadar tahu tentang Yesus, tapi mengenal Dia secara pribadi. Dalam Injil, kita disatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Itu artinya, hidup lama kita sudah berlalu, dan hidup baru dalam Kristus sudah dimulai. Kita bukan lagi budak dosa, tapi anak Allah. Kita tidak hidup untuk diri sendiri, tapi untuk Dia yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita. Nilai kita sekarang tidak ditentukan oleh dunia, tapi oleh kasih Allah dalam Injil. Itulah kekuatan yang mentransformasi hidup kita. Semakin kita mengenal Kristus, semakin kita rela melepaskan hal-hal duniawi. Semakin kita mengalami Injil, semakin hati kita dipenuhi sukacita yang tidak tergoyahkan. Maka, marilah kita menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita. Karena hanya di dalam Dia ada pengharapan yang sejati dan kehidupan yang kekal.
Doa Hari Ini :
“Bapa, aku percaya Engkau memberikan Roh Kudus untuk membuatku semakin mengenal Kristus. Terima kasih Bapa, Kristuslah sumber kepuasan dalam kehidupan ini. Amin!”